BAMBU DI MINIATUR HUTAN HIJAU TROPIS

Penulis 14 January 2019 Berita 0 Views

Gubernur Provinsi Kalsel, H Sahbirin Noor menyampaikan sambutan pada acara penanaman Bambu di Miniatur Hutan Hijau Tropis yang berada dikawasan Perkantoran Setda Prov. Kalsel, Banjarbaru, Jumat (11/1/2019). MC Kalsel/tgh

Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel kembali melakukan penanaman Bambu Sebanyak 400 batang di Miniatur Hutan Hijau Tropis yang berada dikawasan Perkantoran Setda Prov. Kalsel, Banjarbaru, Jumat (11/1/2019).

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq dalam laporannya mengatakan pada tahun 2018 Kalsel telah menanam tanaman sebanyak 29.800 ha, sedangkan saya optimis Kalsel memiliki potensi tanah lahan sebanyak 46 ribu hektar.

“Sementara itu target pada 2019 adalah 32 ribu hektar, namun kami mendapatkan potensi yang lebih besar yakni 46 ribu hektar sampai saat ini kita telah mampu menanam pada 29.800 hektar lahan di Kalsel dengan tanaman bambu dan juga pohon meranti,” kata Hanif.

Selanjutnya Hanif mengatakan bambu yang ditanam terdiri dari 22 jenis yang didapatkan dari lembaga penelitian Jogja dan 14 lainnya adalah bibit lokal. Selain kawasan Tahura Sultan Adam akan menjadi Arboretum Bambu yang bisa menjadi penelitian, pendidikan serta ekowisata, Dinas Kehutanan juga mendorong pengembangan Desa Lumpangi Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sebagai desa 1000 bambu

Sementara itu Gubernur Provinsi Kalsel, H Sahbirin Noor dalam sambutannya mengatakan Revolusi Hijau terbukti dapat mengurangi lahan kritis dan meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup, termasuk dengan penanaman ini merupakan upaya pengembangan budidaya bambu yang dapat menggerakkan kesejahteraan masyarakat, selain jenis pohon lainnya yang telah lebih dulu dibudidayakan.

“Terus kita lakukan penanaman karena mampu mengatasi lahan kritis di daerah kita yang  berkurang cukup signifikan dari 640 Ribu hektar kini tersisa 511 ribu hektar, serta meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup daerah dari urutan 26 naik keurutan 19” ungkapnya.

Selanjutnya orang nomor satu di Kalsel menjelaskan pohon bambu sebagai pengendali perubahan iklim, baik untuk rehabilitasi lahan terdegradasi, mampu menyerap dan menyimpan karbon. Selain itu, berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, karena bambu dapat diolah menjadi berbagai macam produk.

 

“Bambu banyak memiliki manfaat bagi lingkungan, kemudian dapat diolah sehingga memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tandasnya. MC Kalsel/tgh

Sumber : MCKALSEL