BANJAR – Panti Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra dan Fisik (PRSPDNF) Fajar Harapan, menggelar konser kemerdekaan dalam rangka HUT kemerdekaan RI. Konser Kemerdekaan ini dilaksanakan di halaman panti, pada Senin (18/8) malam.
Kepada wartawan, kepala PRSPDNF Fajar Harapan Jumri menyampaikan, bahwa konser kemerdekaan ini membuktikan, bahwa para penyandang disabilitas netra dan fisik, mampu berkarya, serta melakukan aktualisasi diri mereka dalam berkesian, berkebudayaan dan yang lainnya, seperti masyarakat pada umumnya.
“Jadi konser kemerdekaan ini untuk semangat merdeka berkarya, bahwa pada HUT ke-79 kemerdekaan RI itu anak anak disabilitas netra maupun fisik bisa melakukan ekspresi, dan aktualisasi diri mereka dalam berkesian, berkebudayaan, dan lain sebagainya,” ungkap Jumri.
Dengan adanya konser kemerdekaan, Jumri berharap agar masyarakat luas, dapat mengetahui bahwa penyandang disabilitas pun, memiliki potensi yang dapat dikembangkan.
“Pada dasarnya Konser Kemerdekaan di PRSPDNF Fajar Harapan ini, agar harapannya klient kami dapat termotivasi untuk mengembangkan diri, dan masyarakat luas dapat mengetahuinya bahwa meskipun penyandang disabilitas dengan keterbatasannya, masih banyak potensi yang bisa dibina dan dikembangkan,” lanjut Jumri.
Fajar Harapan, akan terus membekali pada klient penyandang disabilitas dengan berbagai keterampilan, seperti menjahit, memijat, dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan, agar dapat menjadi modal bagi mereka, apabila sudah menyelesaikan pendidikan di panti sosial fajar harapan.
“Yang namanya disabilitas ada dua yakni netra dan fisik, yang masing-masing mempunyai ciri khas tersendiri. Jadi untuk mereka akan terus dibekali dengan berbagai keterampilan, seperti belajar menjahit,” ucap Jumri.
Ia mengungkapkan, keterampilan yang diajarkan untuk penyandang disabilitas netra lebih terbatas dibandingkan disabilitas fisik. Sehingga pihaknya mengarahkan keterampilan disabilitas netra ke kesenian, kebudayaan, termasuk pembinaan spiritual.
“Kami berusaha semaksimal mungkin agar keterbatasan mereka agar dapat menjadi seperti kebiasaan orang lain,” tutup Jumri. (MRF/RDM/RH)
SUMBER : abdipersadafm